Minggu, 18 Agustus 2019

Ibu Kota Baru: Harapan Baru untuk Indonesia Lebih Maju




Ibu Kota Baru: Harapan Baru untuk Indonesia Lebih Maju
                                              
Jakarta, Kota harapan bagi sebagian besar warga negara Indonesia yang mampu memikat antara 120.000 hingga 140.000 pendatang baru setiap tahun, yang membuat kota ini semakin padat. Banyak implikasi yang disebabkan, diantaranya keadaan ibu kota semakin macet, banjir setiap tahun, tingginya angka kriminalitas, kesenjangan ekonomi semakin tinggi yang menyebabkan pembangunan tidak merata. Sehingga karena kondisi tersebut timbul gagasan dan gerakan untuk memindahkan ibu kota negara Indonesia dari Jakarta ke wilayah luar Jawa agar tercapai pusat pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata. Target wilayah yang akan dijadikan ibu kota baru adalah Kalimantan Tengah tepatnya di Palangka Raya.

Gagasan pemindahan ibu kota semakin marak dibahas dan menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat. Ada yang merasa diuntungkan, dirugikan, dan ada yang merasa biasa saja dengan hal tersebut. Masyarakat yang tidak setuju dengan pemindahan ibu kota ke wilayah Kalimantan karena pembersihan lahan untuk pembangunan sebuah kota baru dapat menyebabkan terganggunya lingkungan, ekosistem maupun satwa yang ada di wilayah tersebut. Hutan di Kalimantan juga merupakan paru-paru dunia penyumbang oksigen terbesar di dunia, sehingga jika dilakukan pembukaan lahan akan merugikan Indonesia maupun negara lain.

Pemindahan ibu kota bukan hal yang baru, melihat sejarah dulu Presiden Soekarno pernah mencetuskan Palangka Raya berpotensi sebagai ibu kota. Presiden Jokowi sendiri telah mempersiapkan gagasan ini sejak 1,5 tahun yang lalu. Melihat dari segi ekonomi dan kependudukan, Pulau Jawa sudah memiliki beban yang sangat berat. Dilihat dari gambaran besar keadaan Indonesia, terjadi kesenjangan yang nampak jelas  antara wilayah timur dan wilayah barat maupun wilayah Jawa dan luar Jawa. Dari segi ekonomi, kawasan barat penyumbang 80 % ekonomi Indonesia sedangkan wilayah timur yang lebih luas dari wilayah barat hanya 20%. Terjadi juga kesenjangan kependudukan antara Pulau Jawa dengan luar Jawa, dimana Pulau Jawa 57% jumlah penduduk Indonesia sedangkan diluar Jawa 43%. Tekanan penduduk yang semakin besar tersebut akan menyebabkan lahan pertanian terkonversi menjadi perumahan.

Banyaknya masalah di Jakarta dapat menjadi salah satu alasan pemindahan ibu kota negara. Apalagi sekarang ini kondisi udara Jakarta semakin memburuk dan tidak sehat berdasarkan situs pemantau kualitas udara internasional AirVisual dan udara ibu kota berada pada level berbahaya. Bahkan Jakarta ditetapkan sebagai kota yang berada di peringkat ke-3 dengan kualitas udara terburuk di dunia.

 
Pemindahan jasa pemerintahan ke luar Jawa diharapkan mampu meratakan pembangunan dan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan pemindahan ke wilayah Kalimantan yang letaknya tidak timur maupun barat melainka berada di tengah-tengah Negara Republik Indonesia dapat mendukung pemerintah untuk memperbaiki dan memajukan Indonesia dalam segala aspek. Luas wilayah Kalimantan juga dua kali atau bahkan tiga kali lipat dari luas Pulau Jawa, tetapi belum dioptimalkan dengan baik. Diharapkan ibu kota baru, tanpa masalah lingkungan dan beban demografis, akan diperlukan seiring dengan kemajuan ekonomi Indonesia.
Sehingga terlepas dari pro dan kontra dalam pemindahan ibu kota, kita sebagai masyarakat Indonesia sebaiknya memberikan dukungan dan membantu mengupayakan agar meminimalisir dampak negatif yang terjadi agar lebih banyak dampak positif yang kita terima nantinya, tentu saja akan jauh berdampak baik untuk Negara Indonesia kedepannya.

#Bappenas #IbuKotaBaru

1 komentar:

Bagaimana menerima diri

#RandomModeOn Hello guys, di blog kali ini aku mau cerita random aja sih. Awakard ……   Anggap aja ini aku mau berbagi rahasia ya. X:...