Jakarta, Kota harapan bagi sebagian besar warga negara Indonesia yang mampu memikat
antara 120.000 hingga 140.000 pendatang baru setiap tahun, yang membuat kota
ini semakin padat. Banyak implikasi yang disebabkan, diantaranya keadaan ibu kota
semakin macet, banjir setiap tahun, tingginya angka kriminalitas, kesenjangan
ekonomi semakin tinggi yang menyebabkan pembangunan tidak merata. Sehingga
karena kondisi tersebut timbul gagasan dan gerakan untuk memindahkan ibu kota negara
Indonesia dari Jakarta ke wilayah luar Jawa agar tercapai pusat pertumbuhan
ekonomi yang adil dan merata. Target wilayah yang akan dijadikan ibu kota baru
adalah Kalimantan Tengah tepatnya di Palangka Raya.
Gagasan
pemindahan ibu kota semakin marak dibahas dan menimbulkan pro dan kontra dikalangan
masyarakat. Ada yang merasa diuntungkan, dirugikan, dan ada yang merasa biasa
saja dengan hal tersebut. Masyarakat yang tidak setuju dengan pemindahan ibu kota
ke wilayah Kalimantan karena pembersihan lahan untuk pembangunan sebuah kota
baru dapat menyebabkan terganggunya lingkungan, ekosistem maupun satwa yang ada
di wilayah tersebut. Hutan di Kalimantan juga merupakan paru-paru dunia penyumbang
oksigen terbesar di dunia, sehingga jika dilakukan pembukaan lahan akan
merugikan Indonesia maupun negara lain.
Pemindahan ibu
kota bukan hal yang baru, melihat sejarah dulu Presiden Soekarno pernah
mencetuskan Palangka Raya berpotensi sebagai ibu kota. Presiden Jokowi sendiri
telah mempersiapkan gagasan ini sejak 1,5 tahun yang lalu. Melihat dari segi ekonomi
dan kependudukan, Pulau Jawa sudah memiliki beban yang sangat berat. Dilihat
dari gambaran besar keadaan Indonesia, terjadi kesenjangan yang nampak jelas antara wilayah timur dan wilayah barat maupun
wilayah Jawa dan luar Jawa. Dari segi ekonomi, kawasan barat penyumbang 80 %
ekonomi Indonesia sedangkan wilayah timur yang lebih luas dari wilayah barat
hanya 20%. Terjadi juga kesenjangan kependudukan antara Pulau Jawa dengan luar
Jawa, dimana Pulau Jawa 57% jumlah penduduk Indonesia sedangkan diluar Jawa 43%.
Tekanan penduduk yang semakin besar tersebut akan menyebabkan lahan pertanian
terkonversi menjadi perumahan.
Banyaknya masalah
di Jakarta dapat menjadi salah satu alasan pemindahan ibu kota negara. Apalagi sekarang
ini kondisi udara Jakarta semakin memburuk dan tidak sehat berdasarkan situs
pemantau kualitas udara internasional AirVisual dan udara ibu kota berada pada
level berbahaya. Bahkan Jakarta ditetapkan sebagai kota yang berada di
peringkat ke-3 dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Pemindahan jasa
pemerintahan ke luar Jawa diharapkan mampu meratakan pembangunan dan
kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan pemindahan ke wilayah
Kalimantan yang letaknya tidak timur maupun barat melainka berada di
tengah-tengah Negara Republik Indonesia dapat mendukung pemerintah untuk memperbaiki
dan memajukan Indonesia dalam segala aspek. Luas wilayah Kalimantan juga dua
kali atau bahkan tiga kali lipat dari luas Pulau Jawa, tetapi belum
dioptimalkan dengan baik. Diharapkan ibu kota baru, tanpa masalah lingkungan
dan beban demografis, akan diperlukan seiring dengan kemajuan ekonomi
Indonesia.
Sehingga terlepas
dari pro dan kontra dalam pemindahan ibu kota, kita sebagai masyarakat Indonesia
sebaiknya memberikan dukungan dan membantu mengupayakan agar meminimalisir dampak
negatif yang terjadi agar lebih banyak dampak positif yang kita terima nantinya,
tentu saja akan jauh berdampak baik untuk Negara Indonesia kedepannya.
#Bappenas #IbuKotaBaru
doa yang terbaik untuk Indonesia Tercinta..
BalasHapus